Minggu, 25 Oktober 2015

Membuat garis Vertikal, Diagonal dan Horisontal menggunakan openGL


Pada tugas kali ini saya diminta membuat garis pada program openGL, yang saya digunakan disini adalah openGL for c++. Disini saya tidak menjelaskan bagaimana cara menginstall openGL. Saya akan langsung memulai untuk membuat garis.

1. VERTIKAL.

Mula-mula buka program ‘Dev-c++’ lalu pilih file à new project à pilih multimedia à openGL à OK.
Disini saya menyimpan project dengan nama Project1.dev , lalu ketikkan kodingan seperti dibawah :

glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f);  //digunakan untuk memberi warna untuk membersihkan latar dalam mode RGBA
glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);   //untuk membersihkan layar background dengan wanra hitam       
glPushMatrix (); //membuat baris kode tidak berlaku dibagian luar   
glClearColor (1,1,1,0);  //untuk menentukan warna pada garis atau titik
glColor3f (1,1,1);  //untuk menentukan warna pada garis atau titik
glBegin(GL_LINES); //digunakan untuk menggambar garis dari titik yang digunakan
glVertex3f (0.10,10.0,13.13);  //untuk menentukan titik awal yang akan digunakan
glVertex3f (0,0,0.0); //untuk menentukan titik akhir yang akan digunakan
glEnd (); //untuk mengakhiri gambar garis dititik yang terakhir
glPopMatrix (); //membuat baris kode tidak berlaku dibagian luar   
SwapBuffers (hDC); //digunakan untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar.

Setelah program selesai diketik, maka simpan program (disini saya menyimpan nama file dengan nama ‘main1’). lalu compile program dengan F9, setelah sudah tidak ada yang error langsung run program dengan F10. Maka hasilnya seperti gambar dibawah ini.







2. DIAGONAL
Pada program garis ke dua ini, saya membuat project baru dengan nama ‘Project2’ dan dengan nama file ‘diagonal’. Kodingan yang digunakan sama dengan kodingan garis sebelumnya, yang membedakan hanya nilai untuk nilai awal dan akhirnya. Jika program berjalan dengan lancer/tidak error. Maka hasilnya seperti gambar dibawah ini.


dan outputnya seperti ini :

3. HORISONTAL           
Pada program ke tiga ini, saya akan membuat garis horizontal. 
glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f);
glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);           
glPushMatrix ();           
glClearColor (1,1,1,0);           
glColor3f (1,1,1);           
glBegin (GL_LINES);           
glColor3f (0.0f, 0.0f, 1.0f);           
glVertex3f (-0.6f, 0.0f, 0.0f);           
glColor3f (0.0f, 0.0f, 1.0f);
glVertex3f (0.6f, 0.0f, 0.0f);




TUGAS SOFTSKILL 2


NAMA : WINDA EKA RIYANA

KELAS : 3KA32

NPM : 19113317

TUGAS : BAHASA INDONESIA (Mencari Jurnal Ilmiah yang berhubungan dengan Sistem Informasi)

Contoh Jurnal

REFERENSI : www.gunadarma.ac.id/.../Artikel_11101801.pdf

Sabtu, 26 September 2015

Tugas 1 Softskill B.Indonesia

PERANAN, FUNGSI, DAN PERKEMBANGAN 
BAHASA INDONESIA & IPTEK


A. Peranan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan jurusan Sistem Informasi dan Fungsi bahasa Indonesia

Bahasa memiliki peran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia di seluruh dunia. Misalnya bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa nasional bagi Negara Republik Indonesia. bahasa Indonesia juga berperan penting didunia pendidikan. Kita ambil contoh peran bahasa Indonesia di perguruan tinggi jurusan Sistem Informasi.

Definisi Sistem Informasi sendiri menurut Erwan Arbie, Sistem informasi merupakan sebuah sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan berbagai kebutuhan proses pengolahan transaksi harian, membantu & mendukung seluruh kegiatan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi & membantu memperlancar penyediaan laporan yang dibutuhkan”

Terlihat jelas peran penting bahasa dalam mengaplikasikan kegiatan Sistem Informasi. dari definisi diatas dijelaskan bahwa sistem informasi “mempertemukan berbagai kebutuhan proses pengolahan transaksi harian” dengan kata lain untuk memenuhi kegiatan tersebut dibutuhkan pemersatu, pemersatu yang digunakan disini adalah bahasa yaitu bahasa indonesia. Dengan bahasa yang sama (bahasa Indonesia) dapat dengan mudah mempertemukan kebutuhuha proses pengolahan transaksi harian. Karena, peran bahasa Indonesia sendiri adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan sehari-hari.

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. bahasa memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain :

Menurut Santoso,dkk.(2004) “berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Fungsi informasi
2.      Fungsi ekspresi
3.      Adaptasi dan integrasi
4.      Fungsi kontrol sosial”.

Dengan kata lain, bahasa berfungsi untuk memberikan dan menyebarkan informasi kepada banyak pihak, dapat mewakili ekspresi seseorang terhadap sesuatu yang sedang dirasakan, memudahkan untuk beradaptasi dengan lingkungan atau orang-orang yang baru ditemui, dan berfungsi sebagai kontrol sosial.


Selain fungsi diatas, bahasa Indonesia mempunyai fungsi lain yaitu :
1.      Sebagai lambang kebangsaan Negara;
2.      Lambang identitas Negara;
3.      Alat penghubung antar Negara;
4.      Alat yang menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda.

Setiap Negara harus mempunyai ciri/identitas untuk membedakan antara Negara yang satu dengan negara yang lain. Salah satunya adalah dengan bahasa. Dari bahasa kita dapat mengetahui berasal dari Negara manakah orang tersebut, meskipun ada beberapa Negara yang menggunakan bahasa yang hampir sama. Bahasa juga dapat menjadi pemersatu bagi masyarakat (misalnya masyarakat Indonesia) dari berbagai macam daerah, dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda.

B. Perkembangan bahasa Indonesia dan IPTEK

Menurut Sunaryo (2000 : 6), “tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan berkembang”.  
Tanpa adanya bahasa (terutama bahasa Indonesia, bagi masyarakat Indonesia) iptek akan sangat sulit untuk dipahami , dipelajari bahkan untuk dikembangkan. Maka dari itu tanpa adanya bahasa banyak orang yang akan buta mengenai ilmu pengetahuan teknologi yang sangat penting di era globalisasi seperti saat ini.

Kini hampir semua orang dan semua kegiatan yang dilakukan sehari-hari berhubungan dengan teknologi. Kita ambil contoh dari alat komunikasi yang sekarang dapat dikatakan sebagai benda wajib yaitu handpone. Seiring berkembang nya zaman, mulai dari fungsi, bentuk hingga aplikasi dalam handpone pun ikut berkembang.

Mulai dari pertama kali ditemukan pada tahun 1973 oleh Dr. Martin Cooper. Handpone pertama berhasil diselesaikan dengan bobot dua kilogram. Pada tahun 1983, ponsel komersial pertama dirilis. Tahun 1989, bentuk ponsel mulai mengecil. Tahun 1993, smartphone pertama kali diperkenalkan, meskipun baru diluncurkan kepasaran pada tahun 1994. Tahun 1999, internet di ponsel. Tahun 2000, ponsel hadir tanpa antenna internal dan sudah memiliki fitur musik. Tahun 2001, kamera di ponsel mulai diperkenalkan, ponsel dengan teknologi ini pertama kali dibuat pada tahun 1997. Tahun 2006, ponsel mmulai dilengkapi dengan fitur wifi. Tahun 2007, sistem operasi android mulai dirilis, dan diawali dengan android apple pie.

Selain IPTEK yang berkembang, bahasa Indonesia juga berkembang. Mulai dari bahasa melayu sejak ditetapkan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia, hingga saat ini logat melayu yang sudah mulai hilang dengan adanya pengembangan ejaan. Mulai dari :

  • Ejaan van Ophuijsen, merupakan ejaan bahasa melayu dengan huruf latin.

  • Ejaan Republik, Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ciri-ciri ejaan ini adalah Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.

  • Ejaan Melindo (Melayu Indonesia), Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
  • Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

REFERENSI :






Selasa, 09 Juni 2015

tugas softskill

A.   PENGERTIAN dan KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
Konsep Pendapatan Nasional
PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan

PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
RUMUS : GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
RUMUS : NNP = GNP – Penyusutan

NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
RUMUS : NNI = NNP – Pajak tidak langsung
PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
RUMUS : PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )

DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
RUMUS : DI = PI – Pajak langsung

B.   METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1.    Pendekatan/metode Produksi (Production Approach/method)
Metode yang digunakan untuk menghitung barang dan jasa hasil produksi masyarakat suatu negara dalam satu tahun. Yang dihitung hanya barang dan jasa akhir (final goods). Hasil penghitungannya dinilai dalam uang yang disebut Produksi Nasional (PDB/GDP). Produksi Nasional (PDB/GDP) merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara selama satu tahun. Rumusnya:
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

2.    Pendekatan/metode Pendapatan (Income Approach/method)
Metode yang digunakan untuk menghitung balas jasa yang diterima oleh masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya disebut Pendapatan Nasional (Yearly Income, dilambangkan dengan Y). Pendapatan Nasional adalah total nilai balas jasa yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam satu tahun.
Pendapatan Masyarakat terdiri dari :
1)    Tenaga kerja memperoleh balas jasa berupa upah/gaji (w = wage).
2)    Modal memperoleh balas jasa berupa bunga (i = interest).
3)    Tanah dan SDA memperoleh balas jasa berupa sewa (r = rent).
4)    Pengusaha memperoleh balas jasa berupa laba (p = profit).
5)    Penghasilan campuran (mixed income) yang merupakan gabungan dari upah/gaji, bunga, sewa, dan laba.
Rumus :   Y = w + i + r + p
3.    Pendekatan/metode Pembelanjaan atau Pengeluaran (Spending Approach/method)
Metode pengeluaran/pembelanjaan digunakan untuk menghitung pengeluaran/pembelanjaan masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya disebut Pembelanjaan Nasional (National Spending). Pembelanjaan Nasional adalah total pembelanjaan masyarakat suatu negara selama satu tahun. Pengertian masyarakat disini menunjuk pada para pelaku ekonomi. Para pelaku ekonomi terdiri dari :
a.    Pengeluaran para konsumen disebut konsumsi (C = Consumption).
b.    Pengeluaran para produsen disebut investasi (I = Investment).
c.    Pengeluaran pemerintah disebut pembelanjaan pemerintah (G = Governmen Expenditure).
d.    Pengeluaran masyarakat luar negeri disebut ekspor netto (Xn = Net Export), selisih antara ekspor (X = Export dan impor (M = Import).
Rumusnya :   Y = C + I + G + ( X – M )

C.    MASALAH-MASALAH KETERBATASAN DALAM PERHITUNGAN

A.   Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.

Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan.
Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial  dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.



B. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.

Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.

C. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1)         Jumlah dan komposisi penduduk :
Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.

2)        Jumlah dan struktur kesempatan kerja :
Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.

3)         Faktor-faktor nonekonomi :
Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.

d. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)

Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.

Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.